BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki perbedaan yang
begitu banyak, yaitu perbedaan suku, adat, kepercayaan, agama, status sosial,
kebiasaan, budaya, dan lain-lain. Tetapi perbedaan tersebut tidak menjadikan
negara Indonesia menjadi tercerai berai, melainkan menjadi negara yang bersatu
secara harmonis. Nilai-nilai yang terkandung dalam
kebudayaan menjadi acuan sikap dan perilaku manusia sebagai makhluk individual
yang tidak terlepas dari kaitannya pada kehidupan masyarakat dengan kebudayaan
yang khas.
Persatuan tersebut tidak dapat tercapai apabila tidak ada rasa solidaritas
antar sesama umat manusia. Jika negara
Indonesia tidak memiliki rasa solidaritas antar sesama, maka negara Indonesia
tidak akan merdeka sampai sekarang.
Pada zaman sekarang, yang dipenuhi dengan arus
globalisasi dan modernisasi dari bangsa barat menyebabkan rasa solidaritas
antar sesama di Indonesia yang awalnya penuh dengan ketradisionalan menjadi
berkurang. Rasa solidaritas tersebut yang awalnya membudaya di negara Indonesia
lama kelamaan akan terkikis dengan arus globalisasi yang penyebarluasanya
melalui internet, tv, koran, majalah, dan lain lain. Kurangnya solidaritas di
Indonesia dapat dilihat pada masyarakat di perkotaan, seperti di perumahan,
apartemen, rumah rumah elit dan lain-lain. Bahkan generasi muda pada zaman
sekarang banyak yang tidak mempunyai solidaritas antar teman yang sebagian
besar dari mereka lebih suka bermain dengan teknologi yang canggih.
Solidaritas diagama Islam sangatlah ditekankan. Islam
merupakan agama yang luhur dengan peratuaran-peraturan tatanan kehidupannya
yang lengkap dan sempurna. Oleh karena itu, islam menekankan solidaritas baik
sesama muslim maupun solidaritas umat manusia yang senantiasa terus didengarkan
agar kehidupan manusia sejahtera aman dan damai. Tetapi pada kenyataannya
sebagian umat Islam kurang mempunyai solidaritas. Oleh karena itu, perlu
diadakannya usaha-usaha tertentu untuk meningkatkan solidaritas dalam
kehidupan.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah solidaritas
itu ?
2.
Bagaimana rasa
solidaritas pada pemuda di masa kini ?
3.
Bagaimana upaya
untuk meningkatkan solidaritas ?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui tentang
solidaritas.
2.
Mendiskripsikan
rasa solidaritas pada pemuda di masa kini.
3.
Mendiskripsikan
upaya untuk meningkatkan solidaritas.
D.
Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diambil penyusunan karya
tulis, antara lain adalah bagi para pemuda dapat termotivasi untuk memiliki
solidaritas yang tinggi dalam kehidupan agar berguna bagi bangsa dan negara.
Bagi masyarakat dapat menjadikan rasa solidaritas sebagai pemersatu diantara
perbedaan yang ada, sehingga masyarakat Indonesia otomatis menjadi yang Bhineka
Tunggal Ika.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Solidaritas
Solidaritas adalah rasa setia kawan, rasa senasib dan sepenanggungn
penderitaan, kesukaan atau tertindas musibah kekuasaan yang sewenang-wenang.
Solidaritas berasal dari bahasa Prancis, solidare, dalam Al Qur’an disebut
ukhuwah islamiah persaudaraan sesama muslim. ( Bahan Ajar Materi Akhlak SMA NU
Al- Ma’ruf )
Berakhlah Islami merupakan bagian dari ajaran Islam
akhlak ini pula yang dibawa oleh Rassullah SAW.
Dalam hal ini, sejarah Islam telah memuatbanyak contoh keteladanan.
Salah satu akhlak yang hampir terkikis, yaitu itsar. Itsar adalah mendahulukan kepentingan
orang lain yang dapat meningkatkan solidaritas antar umat islam (Khalid, Amru,
2006, 19)
B.
Pemuda
Pemuda
adalah golongan manusia-manusia muda yang masih memerlukan pembinaan dan
pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat melanjutkan dan mengisi
pembangunan yang kini telah berlangsung.
(alukmalay.blogspot.com)
Pada zaman
sekarang, pemuda banyak mempunyai sikap menyendiri. Sikap menyendiri merupakan
sumber penyakit, menyendiri adalah lubang pertama ke arah perceraian dan
kecanduan narkoba. Sikap hidup mandiri datang secara perlahan dan bertahap, ia
tidak datang tiba-tiba, sikap ini dimulai dengan berhentinya sebuah kebersamaan
suatu kelompok. Mereka akan merasakannya setelah hubungan mereka sudah
benar-benar renggang satu sama lain. (Khalid, Amru, 2008, hal. 62)
C.
Ruang Lingkup
Persatuan dalam Bangsa dan Islam
Liberalisme dan sosialisme juga mengalami kegagalan dalam mewujudkan
persatuan dan persaudaraan antar warga negara. Kita tidak melihat keadaan
selain pertentangan antar partai politik, pergaulan pemikiran, permusuhan
agama, kedengkian antar individu, dan lainnya yang mencabik-cabik keutuhan
bangsa. Persatuan dalam negara terjadi jika masyarakatnya memiliki sifat
toleransi, solidaritas, cinta tanah air, dan lain-lain. Islam adalah agama yang
peduli terhadap masalah sosial. Islam berupaya untuk membentuk manusia yang
shaleh dan menciptakan pribadi yang shaleh pula. Islam tidak menyetujui adanya
manusia yang menyendiri dan mengasingkan diri dari orang awam. Namun, islam
medorong manusia untuk selalu bersosialisasi dengan masyarakat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Sasaran Penelitian
Sasaran dalam
karya tulis ini adalah pemuda sebagai media mempersatu bangsa dengan
meningkatkan solidaritas.
B.
Sumber Data
Data yang diperoleh dari buku literatur,yang berkaitan
dengan tema.
C.
Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data yang
penulis gunakan meliputi :
1. Studi Pustaka
Penulis membaca buku buku atau media cetak lain yang ada
korelasinya dengan tema yang dibahas.
2. Observasi
Data penulis peroleh dari hasil pengamatan terhadap obyek
yang sesuai dengan tema.
D.
Teknik Analisis
Data
Teknik
analisis data menggunakan teknik induktif,artinya data yang diperoleh berasal
dari data-data khusus kemudian diambil kesimpulan secara umum dan juga
kesimpulan dari hasil observasi yang penulis lakukan.Data yang diperoleh
dikelompokkan dan disusun dengan sumber data yang diperoleh.
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Solidaritas
Manusia
adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan dan tidak bisa hidup secara
sendirian di alam dunia ini. Berbagai
kekuatan dalam peningkatan keberdayaan masyarakat tidak dapat diselenggarakan
bila tidak terbangun solidaritas. Ketika pribadi yang satu mempunyai kesamaan
dengan yang lain, maka timbullah rasa solidarias diantara mereka. Secara etimologi solidaritas adalah kesetiakawanan
atau kekompakan. Dalam bahasa Arab berarti tadhamun (ketetapan dalam hubungan)
sedangkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa
solidaritas diambil dari kata Solider yang berarti mempunyai atau memperlihatkan
perasaan bersatu.
Pembangunan solidaritas
tidaklah mudah ditengah sistem yang sedang mengarahkan setiap individu untuk
mementingkan dirinya sendiri (individualis). Hal ini tercermin dengan masih
banyaknya golongan-golongan yang memiliki kesamaan masalah / nilai / tujuan namun masih belum dapat untuk berinteraksi
apalagi merasa bersaudara, sehingga cenderung memilih untuk menyelesaikan
masalahnya secara sendiri-sendiri. Perasaan bersaudara yang kuat sebenarnya
mampu mengarahkan berbagai golongan/elemen untuk bersatu menyelesaikan
masalah-masalah yang sama yang sedang dihadapi. Namun sistem “mementingkan diri
sendiri” masih menghambatnya.
Dalam Islam,
solidaritas sangat ditekankan khususnya bagi para muslim. Oleh karena itu, umat
muslim wajib untuk tidak saling bermusuhan apalagi sesama umat muslim.
Solidaritas tersebut, dapat muncul adanya kepekaan rasa antar sesama,
mendahulukan kepentingan orang lain dan toleransi antar umat manusia. Jadi
solidaritas itu sangat dibutuhkan dalam menjalin kehidupan masyarakat yang
harmonis dan damai.
B.
Rasa Solidaritas
pada Pemuda
Pemuda pada zaman dahulu sangat menekankan
rasa solidaritas antar manusia, karena pada zaman dahulu mempunyai hubungan
erat dengan perang, jika tidak didampingi rasa solidaritas maka kelompok dari
pemuda tersebut akan terpecah belah bahkan menumpahkan darah dalam peperangan.
Oleh karena itu sangat dibutuhkan solidaritas antar sesama untuk mencapai
kemenangan.
Pemuda
masa kini banyak sekali yang kurang memiliki solidaritas antar sesama. Mereka
lebih memikirkan kepentingan, masalah dan keinginan mereka sendiri. Ego mereka
cukup besar sekali. Hal tersebut disebabkan karena teknologi yang semakin
canggih yang mengalahkan persaudaraan
kuat yang membudaya pada zaman dahulu, bahkan zaman Nabi Muhammad dahulu kala,
Muhammad menyarankan kepada umatnya untuk selalu mempunyai rasa solidaritas
antar sesama khususnya sesama umat islam. Berikut faktor faktor yang
mempengaruhi kurangnya rasa solidaritas :
1. Cepatnya arus globalisasi dan modernisasi yang menelan
rasa solidaritas masa kini.
2. Berkembangnya budaya barat di Indonesia, yaitu keegoisan
sesama masyarakat.
3. Kurangnya pemahaman tentang perbedaan tanpa batas.
4. Kurangnya bersosialisasi di luar lingkungan rumah.
5. Keluarga yang membatasi pergaulan di luar lingkungan
rumah.
C.
Usaha Meningkatkan
Solidaritas.
Dikarenakanya kurang kepedulian terhadap sesama yang
nantinya akan memecah belah bangsa pada masa depan, oleh karena itu perlu
dilakukannya usaha untuk meningkatkan rasa solidaritas, sebagai berikut :
1.
Dari lingkungan
keluarga
Dengan adanya keluarga yang mengajarkan tentang
solidaritas sejak dini, maka anak tersebut akan terbiasa mempunyai kepedulian
sesama temannya. Hingga akhirnya temanya tersebut pula juga akan memiliki rasa
solidaritas. Misalnya dengan cara membolehkan anak bergaul dengan teman siapa
saja kecuali yang berakhlak jelek tanpa memandang status sosial.
2.
Dari lingkungan
teman sebaya
Dari lingkungan teman sebaya dapat dilakukan selalu
peduli dengan teman sebaya baik disaat susah maupun senang. Selain itu, sesama
teman juga bisa memcahkan masalahnya bersama sama dengan berdiskusi,
bermusyawarah, dan lain-lain.
3.
Dari lingkungan
sekolah
Dari lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan cara
memasukan rasa solidaritas dari bimbingan konseling, menekankan pada setiap
guru untuk selalu memberi masalah atau tugas kelompok yang dapat dikerjakan
bersama sama atau berkelompok.
BAB V
PENUTUP
A.
Simpulan
1. Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan
dan tidak bisa hidup secara sendirian di alam dunia ini, oleh karena itu membutuhkan solidaritas. Solidaritas adalah rasa
kesetiakawanan yang pada dasarnya dimiliki oleh setiap manusia.
2. Pemuda masa kini banyak sekali yang kurang memiliki
solidaritas antar sesama. Mereka lebih memikirkan kepentingan, masalah dan
keinginan mereka sendiri. Ego mereka cukup besar sekali. Hal tersebut
disebabkan karena teknologi yang semakin canggih.
3. Dikarenakanya kurang kepedulian terhadap sesama yang
nantinya akan memecah belah bangsa pada masa depan, oleh karena itu perlu
dilakukannya usaha untuk meningkatkan rasa solidaritas, yaitu dapat dilakukan
usaha usaha dari lingkungan keluarga, lingkungan teman sebaya dan lingkungan sekolah.
B.
Saran
Melalui
penulisan karya ilmiah ini, penulis berharap agar selalu diterapkannya rasa solidaritas pada kehidupan sehari hari.
Khususnya bagi kaum muda sebagai generasi bangsa yang bertugas menjunjung
tinggi karakter mulia agar tercipta bangsa
yang harmonis dalam perbedaan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qaradhawi, Yusuf. 2004. Konsep Islam. Jakarta: Senayan
Abadi.
Bahan Ajar Materi Akhlak SMA NU Al- Ma’ruf.
Khalid, Amru. 2006. Muslim Bukan Individualis. Solo: PT
Aqwam Media Profetika.
Khalid, Amru. 2008. Adakah Surga di Rumahmu. Solo: PT
Aqwam Media Profetika.
Alukmalay.blogspot.com
No comments:
Post a Comment